[Event] Cytiva : The Long Legacy Partner of Life-Changing Solutions from Laboratory to Production in Indonesia
10 September 2024
10 Sep [Event] Cytiva : The Long Legacy Partner of Life-Changing Solutions from Laboratory to Production in Indonesia
Jakarta- 17 Februari 2022 PT Enigma Saintia Solusindo Bersama dengan PT Laborindo Sarana telah menyeenggarakan acara webinar yang berjudul, Cytiva : The Long Legacy Partner of Life-Changing Solutions from Laboratory to Production in Indonesia. Acara yang didukung oleh Cytiva ini mengusung 2 tema berbeda. Tema pertama ialah Pengujian Kualitas Udara yang dibawakan oleh PT. Laborindo Sarana, dan tema kedua adalah Pemanfaatan Kromatografi dalam riset dan produksi vaksin yang dibawakan oleh PT Enigma Saintia Solusindo.
Pada panel pertama terdiri dari tiga pembicara yaitu Bapak Bambang Hindratmo S.Si. M.Pd., Ibu Retno Puji Lestari, Bapak Ricky Nelson S.Si, dari KLHK
Bapak Bambang Hindratmo S.Si. M.Pd.
Udara ambien salah satunya terdapat partikulat dimana masing-masing akan dibedakan tergantung dari ukuran partikelnya (ada TSP, PM 10 dan PM 2.5) Lalu pengujian partikulat itu sendiri dapat dilakukan dengan cara HVAS. Dimana diperlukan peralatan seperti holder, pompa vacuum, kemudian FILTER dan pengontrol laju alir.
Ibu Retno Puji Lestari
Pemantauan kualitas udara dapat dilakukan sampling baik secara aktif dan pasif, dimana kedua metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Selain metode active dan passive tadi, ada juga metode dengan menggunakan Filter Pack, dimana Filter ini sangat penting karena sebagai media untuk sampling contoh ujinya.
Bapak Ricky Nelson S.Si
Dari pemaparan beliau ternyata pengambilan contoh uji dengan isokinetic ini ada syaratnya yah yaitu cerobong harus memiliki diameter => 30cm. Lalu dalam pengendalian mutu ada hal-hal yang perlu diperhatikan juga seperti Reagen harus murni, FILTER sesuai persyaratan, Peralatan harus terkalibrasi dan lain sebagainya. Jadi hal hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan.
Panel kedua yang bertemakan Pemanfaatan Kromatografi dalam Riset dan Produksi Vaksin diisi oleh 3 pembicara ahli di bidangnya, antara lain; Dicky Mahardika Taryono, M.Biomed dari PT. Biofarma, Hanslibrery Simanjuntak, S.Si dari PT. Kalbio Global, dan DR. Ali Rohman, M.Si dari Universitas Airlangga. Ketiganya membahas mengenai aplikasi purifikasi protein dan pemanfaatan instrument-instrument liquid kromatografi dari Cytiva yang digunakan oleh lembaganya masing-masing.
Pembicara pertama, Dicky Mahardika Taryono, M.Biomed yang saat ini menjabat sebagai coordinator riset di PT. Biofarma, menjelaskan mengenai proses pembuatan vaksin dengan regulasi kompleks dan teknologi canggih yang dilakukan di PT. Biofarma, dimana terdapat beberapa tahap purifikasi yang dilakukan, yaitu tahap lab scale (Research and Development) menggunakan instrument AKTA Avant, dilanjutkan dengan tahap pilot scale menggunakan AKTA Pilot 600, sampai pada tahap produksi menggunakan AKTA Process. Masing-masing tahapan dan instrument yang digunakan dilengkapi dengan column kromatografi dan resin yang berbeda-beda, sesuai dengan metode pemisahan protein yang digunakan (Ion Exchange Chromatography, Size Exclusion Chromatography, Affinity Chomatography, dll).
Pembicara kedua, Hanslibrery Simanjuntak, S.Si – Acting Manager Departemen Pengembangan di PT. Kalbio Global, menjelaskan mengenai Column Packing performance for a Better Product Attributes yakni penjelasan mengenai penggunaan kolom kromatografi dan cara yang tepat untuk melakukan packing column menggunakan AKTA Avant dan kolom Axichrom yang dilakukan di PT. Kalbio Global. Pada sesi ini dijelaskan secara komprehensif mengenai hal-hal penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan column packing, seperti kondisi buffer, resin, tekanan, dan flow rate yang digunakan dalam packing column sesuai dengan kebutuhan sampai pada tahap evaluasi hasil packing column untuk menentukan apakah telah mencapai hasil yang diharapkan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan untuk menghindari hasil purifikasi yang tidak maksimal ketika column diaplikasikan dengan sample.
Pembicara ketiga, merupakan Koordinator Laboratorium Riset Proteomik, Center of Biomolecule Engineering (BIOME) Universitas Airlangga, Dr. Ali Rohman, M.Si. Beliau membahas mengenai prinsip dasar purifikasi protein, berbagai metode kromatografi yang digunakan sesuai dengan sifat protein yang akan dipurifikasi, step-step penting dalam purifikasi protein seperti proses CIP (Capture, Intermediate, dan Polishing) dan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan purifikasi protein, seperti kondisi buffer, pH, suhu, dan resin yang digunakan. Pada sesi ini juga diberi contoh aplikasi yang dilakukan oleh tim riset proteomic Universitas Airlangga, yakni purifikasi protein rekombinan ΔKSTD1 menggunakan AKTA Go dan AKTA Eksplorer.






- Mengenal Biologi Molekuler Kanker: Dari Mekanisme hingga Pengobatan PresisiSetiap tahun, tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Hari ini menandai 25 tahun sejak penandatanganan Charter of Paris Against Cancer pada World Summit Against Cancer for the New Millennium. Pada peringatan Hari Kanker Sedunia tahun ini dengan tema United by Unique, yang mengingatkan…
- Manfaat Kesehatan Cuka Apel: Sekutu Alami Melawan DiabetesCuka apel telah mendapatkan popularitas luas dalam beberapa tahun terakhir sebagai obat alami serbaguna. Di antara banyak manfaat kesehatannya, perannya dalam mengelola dan kemungkinan mengurangi risiko diabetes sangat menonjol. Dengan dukungan dari penelitian ilmiah dan bukti anekdotal selama berabad-abad, cuka apel semakin diakui sebagai alat…
- Terobosan Terapi Kanker: Metabolic TherapyKanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data Globocan 2020, lebih dari 396.000 kasus baru kanker terdiagnosis setiap tahunnya di Indonesia, dengan kanker payudara, leher rahim, dan paru-paru menjadi jenis yang paling umum. Tingginya prevalensi ini menunjukkan bahwa…
- Resistensi Obat HIV, Fakta-Fakta yang Perlu Kamu TahuOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pada akhir tahun 2021, sekitar 75% (28,7 juta) pasien HIV menerima terapi antiretroviral (ART). Pada saat yang sama, peningkatan tingkat resistensi obat ARV telah diamati [1]. Resistensi ARV memiliki kemungkinan berkembang lebih tinggi pada pasien yang tidak mengikuti terapi ARV…
- Applied Biosystems Real-Time PCR User Group MeetingPanel Topics – Human Health – Animal Health, Agrigenomic, Drug and Food Safety – Basic Science Research