Meningkatkan dan Mengkonservasi Populasi Carabao di Philipina Menggunakan Teknologi Applied Biosystems™ Axiom™

Meningkatkan dan Mengkonservasi Populasi Carabao di Philipina Menggunakan Teknologi Applied Biosystems™ Axiom™

Masa depan agrikultur terletak pada keanekaragaman. Banyak daerah di dunia yang bergantung pada tanaman dan ternak yang berbeda dari tanaman dan ternak dibudidayakan di Amerika Serikat dan Eropa, dan agrikultur akhirnya dapat mengejar realitas itu. Di Filipina, Philipine Carabao Center (PCC) telah berhasil melalui tantangan dalam program budidaya mereka dengan menggunakan Axiom Array dari Applied Biosystems

PCC merupakan salah satu bagian dari departemen Agrikultur Filipina yang dikhususkan untuk meningkatkan potensi kerbau di Filipina atau dikenal juga sebagai kerbau rawa atau Carabao (Bubalus bubalis carabanensis). Ternak ini adalah hewan pembantu pekerjaan berat (membajak sawah, mengangkat beban berat) yang umum di Filipina dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Carabao lebih mampu bertahan di lingkungan basah dan berlumpur dibandingkan dengan sapi Eurasia, Carabao juga lebih cocok untuk dipekerjakan di sawah. Carabao merupakan sumber produksi daging dan susu di Fililpina dan keberadaannya sangat penting untuk kesejahteraan petani berpenghasilan rendah disana. PCC secara khusus mempromosikan, mengkonservasi, dan meningkatkan potensi Carabao menggunakan metode modern yang ada untuk memproduksi generasi ternak yang lebih baik.

Bekerja dengan kerbau di Filipina lebih susah dibanding bekerja dengan ternak di Amerika atau Eropa. Seperti yang Dr. Flores dari PCC katakan, “Petani yang memiliki peternakan besar di sini hampir tidak ada. Disini, petani hanya memiliki satu hingga sepuluh kerbau. Kami berbicara  mengenai kelompok kecil, dan hal tersebut membuat pengujian keturunan tradisional atau implementasi pemuliaan sangat sulit dilakukan.” Banyak instrument manajemen pemuliaan yang tidak bisa digunakan pada populasi kecil seperti ini. Petani-petani kecil dan komunitasnya juga tidak memiliki dana untuk membayar biaya yang cukup mahal untuk tes genotipe kerbau mereka sendiri, paling tidak untuk populasi tersebar seperti itu, maka dari itu PCC mengumpulkan data ini untuk mereka.

Berbagai subspesies Bubalus bubalus dideteksi menggunakan AxiomTM Buffalo Genotyping Array dari Thermo Fisher Scientific. Microarray ini didesain oleh Microarray Expert Design yang berkolaborasi dengan Buffalo genome Consortia, termasuk Italian Fondazione Parco Tecnologico Padano dari Itali, Iowa State University di Amerika, dan Agricultural Research Service of the United States Department of Agriculture. Peneliti dari PCC berkonstribusi dalam sekuensing genom Carabao, yang menjadi dasar dalam program ini.  Hal ini yang menjadi satu-satunya SNP yang tersedia secara komersil  untuk kerbau, dan PCC menggunakannya untuk meningkatkan persediaan Carabao di negara mereka. Dalam studi asosiasi genom, Dr. Flores, Dr. Herera dan tim menemukan beberapa marker penting. “Kami dapat mengidentifikasi 16-18 SNP terkait dengan hasil susu, hasil lemak, dan hasil protein,” Jelas Dr. Herrera. Tim ini juga mendapatkan informasi tentang struktur populasi Carabao, khususnya mengidentifikasi kelompok mana yang menunjukan tanda-tanda inbreeding dengan kerbau sungai. Data ini akan membantu pemuliaan Carabao mencapai level pemuliaan sapi di dunia.

Dr. Herera mendeskripsikan, Axiom suites sangat userfriendly dan efisien, serta workflow yang cepat memungkinkan PCC mengumpulkan data dari banyak individu hewan secara bersamaan dan dalam waktu yang singkat. Dalam laporannya mengenai efektivitas Axiom Buffalo Genotyping Array, Dr. Herera mengatakan, “Getotyping array ini akan sangat berguna untuk studi genomik  empat populasi kerbau,”. Pengalaman mereka bekerja sama dengan  Thermo Fisher selama ini berjalan dengan baik dan PCC berencana untuk mengaplikasikannya untuk ternak lainnya, “Kami dapat mengaplikasikan apa yang kita pelajari dari Thermo Fisher ke ternak lainnya,”  Dr. Herrera menuturkan.

Proyek ini didanai oleh  Philippine Council for Agriculture, Aquatic and Natural Resources Research and Development of the Department of Science and Technology (DOST-PCAARRD).

Artikel ini merupakan terjemahan dari artikel yang diunggah oleh Thermo Fisher Scientific. Untuk membaca artikel asli, klik disini

  • Mengenal Biologi Molekuler Kanker: Dari Mekanisme hingga Pengobatan Presisi
    Setiap tahun, tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Hari ini menandai 25 tahun sejak penandatanganan Charter of Paris Against Cancer pada World Summit Against Cancer for the New Millennium. Pada peringatan Hari Kanker Sedunia tahun ini dengan tema United by Unique, yang mengingatkan…
  • Manfaat Kesehatan Cuka Apel: Sekutu Alami Melawan Diabetes
    Cuka apel telah mendapatkan popularitas luas dalam beberapa tahun terakhir sebagai obat alami serbaguna. Di antara banyak manfaat kesehatannya, perannya dalam mengelola dan kemungkinan mengurangi risiko diabetes sangat menonjol. Dengan dukungan dari penelitian ilmiah dan bukti anekdotal selama berabad-abad, cuka apel semakin diakui sebagai alat…
  • Terobosan Terapi Kanker: Metabolic Therapy
    Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data Globocan 2020, lebih dari 396.000 kasus baru kanker terdiagnosis setiap tahunnya di Indonesia, dengan kanker payudara, leher rahim, dan paru-paru menjadi jenis yang paling umum. Tingginya prevalensi ini menunjukkan bahwa…
  • Resistensi Obat HIV, Fakta-Fakta yang Perlu Kamu Tahu
    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pada akhir tahun 2021, sekitar 75% (28,7 juta) pasien HIV menerima terapi antiretroviral (ART). Pada saat yang sama, peningkatan tingkat resistensi obat ARV telah diamati [1]. Resistensi ARV memiliki kemungkinan berkembang lebih tinggi pada pasien yang tidak mengikuti terapi ARV…
  • Applied Biosystems Real-Time PCR User Group Meeting
    Panel Topics – Human Health – Animal Health, Agrigenomic, Drug and Food Safety – Basic Science Research