Genomic Breeding untuk Tanaman, Mulai Dari Mana?
24 June 2025
24 Jun Genomic Breeding untuk Tanaman, Mulai Dari Mana?
Sebelumnya, kita telah membahas bagaimana pemuliaan tanaman berperan penting dalam menghasilkan varietas unggul dengan sifat-sifat yang diinginkan, seperti tahan penyakit, produktivitas tinggi, atau adaptif terhadap perubahan iklim. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, kini proses pemuliaan tidak lagi terbatas pada metode konvensional. Berkat perkembangan teknologi genomik, kita dapat melakukan pemuliaan tanaman dengan cara yang lebih presisi, efisien, dan berbasis data genetik.
Hal pertama yang harus kita ketahui untuk melakukan genomic breeding adalah mengetahui marka-marka genetik mana yang berkaitan dengan sifat yang kita inginkan. Marka genetik adalah segmen DNA tertentu yang dapat bertindak sebagai penanda lokasi gen dalam genom tanaman. Misalnya, jika kita ingin meningkatkan ketahanan terhadap penyakit tertentu, kita perlu mengetahui bagian mana dari genom yang mengatur respons imun tanaman terhadap patogen tersebut. Bagaimana kita melakukan hal tersebut? Salah satunya adalah dengan analisis DNA tanaman untuk mengetahui perbedaan kecil dalam susunan genetik—yang disebut SNP (single nucleotide polymorphisms).
SNP: Kunci Pemuliaan Modern
Salah satu jenis marka genetik yang paling penting adalah Single-Nucleotide Polymorphisms (SNPs). SNP merupakan variasi satu basa dalam urutan DNA dan sangat berguna sebagai penanda genetik dalam program pemuliaan berbasis marka (marker-assisted selection). SNP dapat mengindikasikan keberadaan sifat-sifat unggul seperti hasil panen tinggi, toleransi terhadap kekeringan, atau ketahanan terhadap serangan patogen.
Dengan teknologi terkini seperti real-time PCR dan next-generation sequencing (NGS), identifikasi SNP menjadi jauh lebih cepat dan hemat biaya dibanding sebelumnya. Platform seperti Ion Torrent™ memungkinkan targeted resequencing untuk mendeteksi SNP penting di dalam genom tanaman, dan hasilnya bisa divalidasi menggunakan TaqMan™ Assays atau teknik Sanger sequencing dengan perangkat Applied Biosystems™.
Kebutuhan Penelitian | Pendekatan Eksperimental Terbaik | Platform Kami | Alasan Pemilihan |
Membandingkan urutan DNA dari berbagai varietas tanaman untuk menemukan SNP fungsional | Sekuensing berbasis GBS (genotyping by sequencing) | Genestudio S5 & Ion Chef Systems | Cepat, hemat biaya, skalabel, dan sederhana. Sistem Ion Torrent™ memungkinkan aplikasi GBS yang cepat dan terjangkau |
Memetakan ribuan SNP di seluruh genom secara paralel | Analisis SNP dengan microarray | GeneTitan™ | Efisien untuk skala besar, cocok untuk GWAS dan studi populasi, throughput tinggi, biaya per data rendah |
Memetakan hingga 10 SNP di berbagai wilayah genom | Fragment analysis | Genetic analyzers (CE) SeqStudio/3500 series | Kemampuan multiplexing: hingga 10 SNP per reaksi |
Memetakan SNP dalam area kecil genom | Sanger sequencing | Genetic analyzers (CE) SeqStudio/3500 series | Teknologi gold standard untuk validasi |
Mengonfirmasi SNP yang teridentifikasi dan mengembangkan uji SNP untuk tahap lanjutan | Analisis SNP menggunakan real-time PCR | Custom Applied Biosystems™ TaqMan™ SNP Genotyping Assays | Cepat, sederhana, fleksibel untuk skala besar dan kecil |
Melalui pendekatan berbasis genom ini, kita bisa menggabungkan pengetahuan tentang susunan DNA tanaman dengan kemampuan untuk memilih tanaman terbaik sejak tahap awal, bahkan sebelum terlihat secara fisik. Hal ini secara drastis mempercepat proses pemuliaan dibanding metode konvensional.
Dengan kata lain, pemuliaan tanaman kini bukan hanya soal menyilangkan tanaman dan melihat hasilnya, tapi juga soal membaca dan memahami “kode genetik” tanaman untuk mengambil keputusan yang lebih cerdas dan tepat.
Teknologi ini telah membantu pengembangan berbagai varietas unggul, seperti padi IR64 yang tahan hama, jagung dengan hasil tinggi, dan kedelai yang toleran terhadap kekeringan. Inilah wajah baru pertanian modern—lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih tepat sasaran.
- Menjaga yang Tak Terlihat: Tantangan dan Terobosan dalam Sterilitas Terapi SelProduksi terapi sel, terutama seperti CAR-T, merupakan proses kompleks dan sangat sensitif terhadap kontaminasi mikroba. Keberhasilan terapi tidak hanya ditentukan oleh efikasi biologis, tetapi juga oleh seberapa steril dan aman produk yang diberikan ke pasien. Dalam konteks ini, pengujian kesterilan menjadi elemen krusial dalam memastikan…
- Genomic Breeding untuk Tanaman, Mulai Dari Mana?Sebelumnya, kita telah membahas bagaimana pemuliaan tanaman berperan penting dalam menghasilkan varietas unggul dengan sifat-sifat yang diinginkan, seperti tahan penyakit, produktivitas tinggi, atau adaptif terhadap perubahan iklim. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, kini proses pemuliaan tidak lagi terbatas pada metode konvensional. Berkat perkembangan teknologi genomik, kita…
- Benih Masa Depan: Inovasi Genetik dalam Pemuliaan TanamanSeperti yang kita tahu melalui hukum mendel bahwa sifat dapat diwariskan. Eksperimennya menyilangkan kacang polong menunjukkan bahwa sifat-sifat tanaman diturunkan dari induk melalui “faktor pewarisan” (yang sekarang kita kenal sebagai gen). Hukum Mendel ini menjadi pondasi penting dalam semua praktik pemuliaan tanaman hingga sekarang. Pemuliaan…
- FREE WEBINAR | Back to the Basics of A–T–G–C: The Enduring Power of Sanger Sequencing⚙️Sejak dikembangkan pada tahun 1977 oleh Frederick Sanger, metode Sanger sequencing tetap menjadi standar emas dalam teknologi pengurutan DNA. Meskipun telah hadir teknologi next-generation sequencing (NGS), Sanger sequencing masih memegang peran penting dalam berbagai aplikasi penelitian karena akurasinya, kesederhanaan metode, dan efektivitas biayanya untuk proyek…
- FREE WEBINAR : The Role of Chromosomal Microarray Analysis (CMA) in Diagnosing Genetic Disorders⚙️Chromosomal Microarray Analysis (CMA) telah menjadi metode diagnostik utama dalam mendeteksi kelainan genomik submikroskopik seperti copy number variations (CNVs), yang sering tidak terdeteksi melalui teknik konvensional seperti karyotyping 🧬 Menurut American College of Medical Genetics (ACMG), CMA direkomendasikan sebagai first-tier test untuk analisis genetik pascanatal…