Lung Organoids: Inovasi dalam Penelitian Penyakit Paru dan Pengembangan Obat
12 March 2025
12 Mar Lung Organoids: Inovasi dalam Penelitian Penyakit Paru dan Pengembangan Obat
Dalam dunia penelitian biologi, model organoid semakin populer karena mampu meniru struktur dan fungsi jaringan asli dalam tubuh manusia. Salah satu model yang menarik perhatian adalah organoid paru, yang dikembangkan dari sel epitel paru manusia dalam kondisi khusus agar bisa membentuk struktur 3D yang menyerupai paru-paru sebenarnya.
Organoid paru ini dibuat dari sel punca dan progenitor yang dikultur dalam matriks khusus (ECM) yang mengandung berbagai faktor pertumbuhan. Sel-sel ini kemudian berkembang menjadi struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis sel epitel. Karena kemampuannya meniru paru-paru manusia, organoid ini sangat berguna untuk penelitian penyakit paru dan uji coba obat baru.
Untuk memahami bagaimana organoid ini tumbuh dan berkembang, para peneliti menggunakan teknik pencitraan yang disebut high-content imaging. Teknik ini memungkinkan pemantauan dan visualisasi perkembangan organoid paru dalam 3D, serta analisis lebih dalam mengenai struktur, bentuk sel, kesehatan sel, dan ekspresi berbagai protein penting.
Dalam penelitian ini, organoid paru dikultur dalam gel khusus bernama matrigel, membentuk struktur bulat dengan rongga-rongga kecil yang semakin kompleks seiring waktu. Selama delapan minggu, pertumbuhan organoid ini dipantau menggunakan cahaya transmisi, lalu dicat dengan pewarna khusus dan diamati dengan mikroskop canggih menggunakan berbagai tingkat perbesaran.
Teknologi pencitraan terbaru, ImageXpress® Confocal HT.ai High-Content Imaging System, menggunakan cahaya laser yang lebih kuat sehingga menghasilkan gambar yang lebih terang, lebih tajam, dan lebih cepat dibandingkan teknik sebelumnya. Dengan cara ini, para ilmuwan dapat mempelajari organoid paru dengan lebih detail dan mendapatkan wawasan baru dalam pengobatan penyakit paru.
Dengan teknologi ini, penelitian tentang paru-paru manusia bisa dilakukan dengan lebih akurat, membantu para ilmuwan mengembangkan terapi baru yang lebih efektif. Inovasi ini membawa harapan baru bagi penderita penyakit paru dan mempercepat perkembangan pengobatan di masa depan.
Poster Lung Organoids
- Menjaga yang Tak Terlihat: Tantangan dan Terobosan dalam Sterilitas Terapi SelProduksi terapi sel, terutama seperti CAR-T, merupakan proses kompleks dan sangat sensitif terhadap kontaminasi mikroba. Keberhasilan terapi tidak hanya ditentukan oleh efikasi biologis, tetapi juga oleh seberapa steril dan aman produk yang diberikan ke pasien. Dalam konteks ini, pengujian kesterilan menjadi elemen krusial dalam memastikan…
- Genomic Breeding untuk Tanaman, Mulai Dari Mana?Sebelumnya, kita telah membahas bagaimana pemuliaan tanaman berperan penting dalam menghasilkan varietas unggul dengan sifat-sifat yang diinginkan, seperti tahan penyakit, produktivitas tinggi, atau adaptif terhadap perubahan iklim. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, kini proses pemuliaan tidak lagi terbatas pada metode konvensional. Berkat perkembangan teknologi genomik, kita…
- Benih Masa Depan: Inovasi Genetik dalam Pemuliaan TanamanSeperti yang kita tahu melalui hukum mendel bahwa sifat dapat diwariskan. Eksperimennya menyilangkan kacang polong menunjukkan bahwa sifat-sifat tanaman diturunkan dari induk melalui “faktor pewarisan” (yang sekarang kita kenal sebagai gen). Hukum Mendel ini menjadi pondasi penting dalam semua praktik pemuliaan tanaman hingga sekarang. Pemuliaan…
- FREE WEBINAR | Back to the Basics of A–T–G–C: The Enduring Power of Sanger Sequencing⚙️Sejak dikembangkan pada tahun 1977 oleh Frederick Sanger, metode Sanger sequencing tetap menjadi standar emas dalam teknologi pengurutan DNA. Meskipun telah hadir teknologi next-generation sequencing (NGS), Sanger sequencing masih memegang peran penting dalam berbagai aplikasi penelitian karena akurasinya, kesederhanaan metode, dan efektivitas biayanya untuk proyek…
- FREE WEBINAR : The Role of Chromosomal Microarray Analysis (CMA) in Diagnosing Genetic Disorders⚙️Chromosomal Microarray Analysis (CMA) telah menjadi metode diagnostik utama dalam mendeteksi kelainan genomik submikroskopik seperti copy number variations (CNVs), yang sering tidak terdeteksi melalui teknik konvensional seperti karyotyping 🧬 Menurut American College of Medical Genetics (ACMG), CMA direkomendasikan sebagai first-tier test untuk analisis genetik pascanatal…