Mengenal Biologi Molekuler Kanker: Dari Mekanisme hingga Pengobatan Presisi

Mengenal Biologi Molekuler Kanker: Dari Mekanisme hingga Pengobatan Presisi

Setiap tahun, tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Hari ini menandai 25 tahun sejak penandatanganan Charter of Paris Against Cancer pada World Summit Against Cancer for the New Millennium. Pada peringatan Hari Kanker Sedunia tahun ini dengan tema United by Unique, yang mengingatkan kita akan komitmen bersama dalam melawan kanker, WHO mengakui pengalaman unik setiap pasien serta pentingnya perawatan yang berpusat pada pasien, yang diberikan secara kolaboratif oleh tenaga medis, keluarga, teman, dan komunitas.

Pada kesempatan kali ini, kami akan sedikit membahas terkait kanker dan bagaimana teknologi saat ini dapat digunakan untuk mengurangi insiden kanker, meningkatkan angka kesintasan, serta mengurangi dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh penyakit ini.

Situasi Kanker di Indonesia

Global Cancer Observatory (Globocan) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, Indonesia mengalami lebih dari 408.661 kasus kanker baru dengan 242.099 kematian, terutama disebabkan oleh kanker payudara, leher rahim, paru-paru, dan kolorektal​. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan Rencana Kanker Nasional 2024-2034 sebagai pedoman strategi komprehensif untuk memerangi kanker di Indonesia selama satu dekade mendatang. Terdapat lima fokus penanganan kanker prioritas yaitu; kanker payudara, kanker leher rahim (serviks), kanker paru-paru, kanker anak dan kanker kolorektal.

Apa itu Kanker? Bagaimana Kanker terbentuk?

Kanker dikenal sebagai penyakit yang erat hubungannya dengan genom. Kanker terjadi akibat perubahan genetik pada berbagai jenis gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Beberapa di antaranya adalah tumor suppressor genes, yang berfungsi melindungi sel dari kanker, serta oncogenes, yang mengontrol diferensiasi dan replikasi sel, tetapi dapat memicu perkembangan kanker jika mengalami mutasi. Seiring dengan bertambahnya mutasi ini, mekanisme perlindungan sel menjadi tidak aktif, sementara replikasi dan diferensiasi sel justru meningkat secara tidak terkendali. Dalam bidang precision oncology, memahami mutasi utama yang memicu kanker (driver mutations) menjadi kunci untuk menemukan target potensial dalam terapi kanker.

Gambar 1. Contoh perubahan genetik (perubahan satu pasangan basa) yang membuat sel melewati proses pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi, sehingga menyebabkan pembelahan sel yang tidak terkontrol.

Berbagai jenis aberasi genetik yang menyebabkan kanker meliputi:

1.Translokasi

Translokasi terjadi ketika bagian DNA berpindah dari satu kromosom ke kromosom lain, membentuk gen dan protein baru yang dapat memicu perkembangan kanker. Namun, hanya gen yang berhasil diubah menjadi RNA yang bisa berfungsi dalam tubuh. Karena itu, tes dengan metode RNA sequencing lebih efektif untuk mendeteksi perubahan ini.

2. Copy number variants (CNVs)

Copy number variants (CNVs) adalah perubahan jumlah salinan segmen DNA dibandingkan dengan genom normal. Dalam sel kanker, peningkatan jumlah salinan (amplifikasi) gen onkogen dan penghapusan gen penekan tumor sering terjadi, memungkinkan produksi protein tertentu yang memicu pertumbuhan kanker. Contohnya, amplifikasi EGFR pada glioma, MYCN pada neuroblastoma, MYC pada leukemia mieloid, serta ERBB2 pada kanker payudara, ovarium, dan paru-paru sering dikaitkan dengan prognosis buruk dan resistensi terhadap pengobatan.

3. Insersi dan delesi (indels)

Insersi dan delesi (indels) adalah penambahan atau penghapusan satu atau lebih nukleotida dalam urutan DNA. Perubahan ini merupakan jenis kelainan genetik paling umum kedua setelah SNP dan diketahui berperan dalam perkembangan kanker. Misalnya, sekelompok delesi dan insersi pada gen EGFR ditemukan pada Non-small cell lung cancer (NSCLC)

4. Single nucleotide variants (SNV)

Single nucleotide variants (SNV) adalah perubahan satu basa dalam urutan DNA yang dapat menyebabkan keragaman genetik, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan penyakit kompleks seperti kanker. SNV lebih sering ditemukan pada jenis tumor tertentu. Contohnya, mutasi BRAF V600E pada melanoma terjadi karena perubahan satu basa di posisi kedua kodon 600 pada ekson 15 (GTG > GAG), c.1799T>A, yang menyebabkan perubahan asam amino dari valin (V) menjadi asam glutamat (E). Mutasi ini mengaktifkan secara berlebihan jalur MAPK, yang berperan dalam mengontrol proses dasar seluler seperti pertumbuhan, proliferasi, dan kematian sel terprogram (apoptosis).

Teknologi genetika dapat membantu mendeteksi kanker sejak dini, yang sangat penting dalam pengobatan modern. Di dalam tubuh, ada gen yang mendorong pertumbuhan sel (onkogen) dan gen yang berfungsi menekan pertumbuhan sel kanker. Jika keseimbangan ini terganggu, sel dapat tumbuh tak terkendali dan menyebabkan kanker. Dengan mengenali pola aktivitas gen kanker lebih awal, dokter bisa merancang pengobatan yang lebih tepat untuk mencegah kanker berkembang.