Terobosan Terapi Kanker: Metabolic Therapy
08 January 2025
08 Jan Terobosan Terapi Kanker: Metabolic Therapy
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data Globocan 2020, lebih dari 396.000 kasus baru kanker terdiagnosis setiap tahunnya di Indonesia, dengan kanker payudara, leher rahim, dan paru-paru menjadi jenis yang paling umum. Tingginya prevalensi ini menunjukkan bahwa kanker adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dan membutuhkan perhatian khusus. Untuk mengatasi kondisi ini, pengobatan konvensional seperti operasi, kemoterapi, dan radioterapi masih menjadi pilihan utama, meskipun sering kali memiliki tantangan berupa efek samping yang signifikan dan risiko resistansi sel kanker.
Dalam upaya mengatasi tantangan ini, para ilmuwan terus mencari pendekatan baru yang lebih efektif dan minim efek samping. Salah satu strategi yang mulai banyak dibicarakan adalah terapi metabolik untuk kanker. Pendekatan ini menawarkan cara inovatif untuk menargetkan sel kanker secara lebih spesifik, memberikan harapan baru bagi pasien dan keluarga mereka.
Apa Itu Terapi Metabolik?
Sel kanker memiliki sistem metabolik unik yang dikenal dengan efek Warburg. Efek Warburg adalah proses metabolik yang terjadi pada sel kanker,dimana sel-sel tersebut meningkatkan penyerapan glukosa dan mengubahnya menjadi laktat. Proses ini ditandai dengan meningkatnya glikolisis aerob, menurunnya tingkat konsumsi oksigen, Gangguan fosforilasi oksidatif dan produksi laktat yang berlebihan.
Terapi metabolik adalah strategi pengobatan yang menargetkan metabolisme ini. Dengan menargetkan jalur ini, terapi metabolik bertujuan mengganggu sumber energi utama sel kanker tanpa merusak jaringan sehat.
Bagaimana Mekanisme Diet Metabolik?
Terapi metabolik bekerja dengan cara mengganggu pasokan energi sel kanker, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap terapi kanker lainnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan;
- Menghambat Jalur Glikolisis
Sel kanker cenderung menggunakan glikolisis sebagai sumber energi utama. Obat-obatan seperti 2-deoxyglucose dapat menghambat proses ini. - Meningkatkan Ketergantungan pada Keton
Diet ketogenik, yang rendah karbohidrat dan tinggi lemak, membantu mengurangi glukosa yang dapat digunakan sel kanker dan memaksa tubuh menggunakan keton sebagai bahan bakar. Sel kanker seringkali tidak efisien menggunakan keton, sehingga pertumbuhannya terhambat. - Menargetkan Mitokondria
Beberapa terapi fokus pada mengganggu fungsi mitokondria, organel yang memainkan peran penting dalam metabolisme energi sel kanker.
Tipe-Tipe Terapi Metabolik
Terapi metabolik mencakup berbagai pendekatan inovatif yang dirancang untuk menargetkan kelemahan metabolisme unik sel kanker. Berikut beberapa jenisnya;
- Inhibitor Metabolik
Obat-obatan yang menargetkan jalur metabolisme sel kanker untuk menghambat proliferasi, seperti sodium dichloracetate (DCA) yang menurunkan tingkat energi sel kanker. - Diet Ketogenik
Diet rendah karbohidrat yang menghasilkan badan keton, yang dapat menjadi racun bagi sel kanker. Namun, diet ini tidak cocok untuk semua orang dan memerlukan pengawasan ketat. - Nutrisi Tertarget
Nutrisi tertentu dapat memengaruhi jenis kanker tertentu, seperti tirosin yang dapat merangsang produksi melanin dan memaksa sel melanoma mengurangi glikolisis.
Terapi Kanker: Perbandingan Antara Terapi Konvensional dan Terapi Metabolik
Kanker adalah salah satu penyakit paling kompleks yang memerlukan pendekatan bertingkat dalam penanganannya. Selain terapi konvensional seperti operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi, terapi metabolik kini menarik perhatian sebagai alternatif atau pelengkap.
Perbandingan: Terapi Konvensional vs Terapi Metabolik
Aspek | Terapi Konvensional | Terapi Metabolik |
Efektivitas | Terbukti secara luas melalui uji klinis. | Menjanjikan, tetapi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. |
Efek Samping | Signifikan karena memengaruhi sel sehat. | Relatif lebih sedikit, tetapi membutuhkan pengawasan. |
Pendekatan | Langsung menargetkan tumor atau sel kanker. | Mengganggu metabolisme energi sel kanker. |
Penggunaan | Pengobatan utama. | Pelengkap atau alternatif untuk beberapa kasus. |
Studi Kasus: Terapi Metabolik pada Glioblastoma Multiforme
Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Nutrition oleh Seyfried et al. mengevaluasi potensi terapi metabolik berbasis diet ketogenik pada pasien glioblastoma multiforme (GBM), salah satu jenis kanker otak yang agresif. Dalam penelitian ini, pasien menjalani diet ketogenik yang ketat, yang dirancang untuk menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan kadar badan keton. Hasilnya menunjukkan bahwa diet ini mampu mengurangi pertumbuhan tumor dengan cara menghambat jalur metabolisme yang digunakan oleh sel GBM. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan metabolik sebagai terapi tambahan untuk mengatasi kanker yang sulit diobati. Namun, penelitian lebih lanjut dengan uji klinis skala besar masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Analisis Histopatologi Jaringan Tumor Otak yang Diangkat: (A) Tumor astrositik dengan infiltrasi difus (ditandai dengan bintang) dan proliferasi mikrovascular fokal (panah). Jaringan diambil dari biopsi tahun 2014, pewarnaan H&E, perbesaran 200x. (B) Imunohistokimia menggunakan antibodi MIB-1 menunjukkan indeks proliferasi sekitar ~4–6%. Jaringan diambil dari biopsi tahun 2014, pewarnaan imunostain, perbesaran 200x. (C) Bagian yang menunjukkan nekrosis dan pengelompokan sel tumor astrositik di sekitar area nekrotik (panah). Jaringan diambil dari biopsi tahun 2017, pewarnaan H&E, perbesaran 200x. (D) Bagian yang menunjukkan proliferasi vaskular glomeruloid (panah). Jaringan diambil dari biopsi tahun 2017, pewarnaan H&E, perbesaran 400x.
Kesimpulan
Terapi konvensional tetap menjadi andalan dalam pengobatan kanker karena efektivitas dan dasar penelitian yang kuat. Namun, terapi metabolik menawarkan pendekatan inovatif dengan potensi mengganggu metabolisme energi kanker. Dengan pengawasan medis dan pendekatan berbasis bukti, terapi metabolik dapat menjadi pelengkap yang menjanjikan dalam pengobatan kanker di masa depan.
Source
Qian L, Zhang F, Yin M, Lei Q. Cancer metabolism and dietary interventions. Cancer Biol Med. 2021 Dec 22;19(2):163–74. doi: 10.20892/j.issn.2095-3941.2021.0461. Epub ahead of print. PMID: 34931768; PMCID: PMC8832959.
Halma MTJ, Tuszynski JA, Marik PE. Cancer Metabolism as a Therapeutic Target and Review of Interventions. Nutrients. 2023 Oct 1;15(19):4245. doi: 10.3390/nu15194245. PMID: 37836529; PMCID: PMC10574675.
Seyfried, T.N., Shivane, A.G., Kalamian, M., Maroon, J.C., Mukherjee, P. and Zuccoli, G., 2021. Ketogenic metabolic therapy, without chemo or radiation, for the long-term management of IDH1-mutant glioblastoma: an 80-month follow-up case report. Frontiers in Nutrition, 8, p.682243.Seyfried, T. N. (2015). Cancer as a mitochondrial metabolic disease. Frontiers in Cell and Developmental Biology, 3, 146764. https://doi.org/10.3389/fcell.2015.00043
Read more from our latest post
- Mengenal Biologi Molekuler Kanker: Dari Mekanisme hingga Pengobatan PresisiSetiap tahun, tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Hari ini menandai 25 tahun sejak penandatanganan Charter of Paris Against Cancer pada World Summit Against Cancer for the New Millennium. Pada peringatan Hari Kanker Sedunia tahun ini dengan tema United by Unique, yang mengingatkan…
- Manfaat Kesehatan Cuka Apel: Sekutu Alami Melawan DiabetesCuka apel telah mendapatkan popularitas luas dalam beberapa tahun terakhir sebagai obat alami serbaguna. Di antara banyak manfaat kesehatannya, perannya dalam mengelola dan kemungkinan mengurangi risiko diabetes sangat menonjol. Dengan dukungan dari penelitian ilmiah dan bukti anekdotal selama berabad-abad, cuka apel semakin diakui sebagai alat…
- Terobosan Terapi Kanker: Metabolic Therapy
Terapi metabolik dapat menjadi pelengkap dalam pengobatan kanker di masa depan. Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data Globocan 2020, lebih dari 396.000 kasus baru kanker terdiagnosis setiap tahunnya di Indonesia, dengan kanker payudara, leher rahim, dan paru-paru menjadi jenis yang paling umum. Tingginya prevalensi ini menunjukkan bahwa… - Resistensi Obat HIV, Fakta-Fakta yang Perlu Kamu TahuOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pada akhir tahun 2021, sekitar 75% (28,7 juta) pasien HIV menerima terapi antiretroviral (ART). Pada saat yang sama, peningkatan tingkat resistensi obat ARV telah diamati [1]. Resistensi ARV memiliki kemungkinan berkembang lebih tinggi pada pasien yang tidak mengikuti terapi ARV…
- Applied Biosystems Real-Time PCR User Group MeetingPanel Topics – Human Health – Animal Health, Agrigenomic, Drug and Food Safety – Basic Science Research